PMII Komisariat Galuh Gelar Sekolah Riset III : Bekali Mahasiswa dengan Riset sebagai Alat Perubahan Sosial.

NU Ciamis Online – Dalam upaya berkelanjutan membangun tradisi intelektual di kalangan mahasiswa, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Galuh sukses menyelenggarakan Sekolah Riset III pada 19–20 Juli 2025. Bertempat di Aula Kementerian Agama Kabupaten Ciamis.

Kegiatan ini menarik puluhan peserta dari berbagai komisariat se-Jawa Barat yang antusias memperdalam pemahaman mereka tentang riset sebagai instrumen vital untuk perubahan sosial.

Mengusung tema "Membaca Realitas Menulis Perubahan", Sekolah Riset III bertujuan membekali kader PMII dengan fondasi riset yang kuat. Hal ini penting untuk memahami persoalan secara mendalam dan merumuskan solusi yang relevan.

Ketua Pelaksana Sekolah Riset III, Syahrul Mubarok, menjelaskan bahwa "membaca realitas" jauh lebih dari sekadar mengamati permukaan. 

"Ini adalah proses intelektual dan kritis untuk memahami struktur, dinamika, dan relasi kekuasaan dalam masyarakat," ungkap Syahrul dalam keterangan tertulis resmi pada Senin (21/7). 

"Membaca realitas merupakan landasan utama dalam penelitian, dan menulis perubahan mencerminkan suatu harapan besar bahwa hasil dari proses memahami realitas tadi, tidak berhenti sebagai konsumsi intelektual semata tetapi menjadi alat untuk mendorong transformasi perubahan sosial." Tambahnya. 

Senada dengan Syahrul, Ketua Komisariat PMII Galuh, Aldi Maulana, menegaskan urgensi kegiatan ini dalam menghadapi tantangan zaman. 

"Sekolah Riset ini adalah ikhtiar kami untuk mencetak kader yang tidak hanya reaktif, tetapi juga solutif. Dengan tema 'Membaca Realitas Menulis Perubahan', kami ingin menegaskan bahwa riset adalah alat kita untuk memahami masalah secara mendalam, dan tulisan adalah medium untuk mewujudkan gagasan perubahan yang konkret dan berdampak," ujar Aldi.

Sementara itu, Ketua Korps PMII Puteri (KOPRI) PMII Galuh, Intan Nur Permatasari, memandang Sekolah Riset III sebagai ikhtiar kolektif untuk mencetak kader perempuan yang tangguh secara intelektual dan peka terhadap realitas sosial. 

"Kami di KOPRI, membaca realitas bukan sekadar memahami data atau teori, tetapi juga merasakan denyut kehidupan masyarakat, terkhususnya perempuan yang kerap kali tak tersuarakan. Dengan riset, kita membongkar narasi dominan dan memberi ruang pada cerita-cerita dari pinggiran. Karena itu, menulis menjadi langkah strategis untuk menyuarakan perubahan," tegas Intan.

Selama dua hari pelatihan, peserta dibekali materi komprehensif yang mencakup metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta praktik menulis karya ilmiah yang sistematis. Selain sesi kelas, kegiatan ini juga diperkaya dengan diskusi kelompok dan simulasi penelitian sosial berbasis studi kasus, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi eksplorasi ide.

Syahrul Mubarok berharap Sekolah Riset III ini menjadi "laboratorium ide tempat mahasiswa diuji tidak hanya dalam kemampuan akademik, tapi juga kepekaan sosial dan keberanian menyuarakan kebenaran." Ia menyimpulkan,

"Harapannya, para peserta tidak hanya keluar sebagai peneliti muda, tetapi juga sebagai penggerak perubahan yang menjadikan ilmu sebagai jalan perjuangan."

#PMIIGaluh #SekolahRisetIII #MembacaRealitasMenulisPerubahan #PerubahanSosial #IntelektualMuda #RisetUntukPerubahan

Posting Komentar untuk "PMII Komisariat Galuh Gelar Sekolah Riset III : Bekali Mahasiswa dengan Riset sebagai Alat Perubahan Sosial."