KH Jazim Hamidi mempresentasikan menghafal Al-Qur’an dengan metode Utawi Iki Iku. Ia menyampaikan hal itu pada Soft Launching Metode Menghafal Al-Qur’an Utawi Iki Iku yang bertepatan degan malam tasyakuran hari lahir (harlah) ke-70 Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffzh Nahdlatul Ulama (JQHNU) di Gedung PCNU Kota depok (18/1/21),
Berikut sepuluh langkah metode utawi iki iku:
Pertama, hadiah surat Al-Fatihah. Hadiah Al Fatihah (hadarah) ketika mau mengaji ini harus ditradisikan. Dan ini ciri khas Nahdlatul Ulama. Minimal Kepada Nabi Muhammad, Keluarga dan Sahabatnya. Serta kepada orang tua dan para guru.
Kedua, membaca satu halaman mushaf dengan melihat mushaf (bin nazhar). Cara ini bertujuan untuk memastikan bacaan yang akan dihafal sudah benar. Maka, disini pentingnya memiliki guru yang sanadnya tersambung dengan Rasulullah SAW. Kualitas dan benarnya bacaan Al-Qur’an bin nazhar akan mempengaruhi kualitas hafalan seseorang.
Pada langkah ini pula, seseorang yang akan membaca Al-Qur’an perlu memulai dengan kalimat pendahuluan. Seperti “saya akan membaca surat Al baqarah ayat 6-15, halaman tiga. Jika pola ini terus dilakukan, secara otomatis seseorang akan hafal letak suatu ayat.
Ketiga, membaca satu halaman mushaf dengan tafsir terjemah. Langkah ini bisa dilakukan dengan mushaf terjemah per kata. Di dalam metode ini sudah dikelompokkan kosakata berdasarkan jenisnya. Yaitu kata benda, kata kerja, anggota badan, nama-nama hewan, nama-nama Nabi dan lainnya. Kesemuanya disusun dengan bentuk bait yang bisa disenandungkan.
Empat, menghafal kosa kata satu halaman mushaf. Setelah membaca kosakata secara berulang-ulang, maka dilanjutkan dengan menghafalkannya arti kata per kata. Sehingga jika langkah ini dijalankan, orang yang menghafal Al-Qur’an akan bertambah perbendaharaan kosakata Al-Qur’an yang diketahuinya.
Lima, Menerjemahkan satu halaman mushaf ke dalam bahasa Indonesia. Jika langkah keempat sudah dikuasai, maka langkah ke lima ini lebih mudah dikuasai.
Adapun langkah ke enam sampai dengan ke sepuluh merupakan tahap pengembangan dan pengayaan. Yaitu, memahami tema-tema Al-Qur’an dalam satu halaman mushaf, menghafal per penggalan ayat dengan bantuan terjemah dan struktur kalimat, menghafal per ayat dengan bantuan terjemah dan struktur kalimat, menghafal per kelompok ayat dan menghafal per halaman mushaf sebagaimana umumnya yang dilakukan di pesantren tahfizh.
Menurut Kiai Jazim, jika seseorang dalam menghafal Al-Qur’an menggunakan metode ini, maka orang tersebut akan bisa mengoreksi kesalahan bacaannya sendiri dan memiliki hafal yang kuat. Karena sudah memahami struktur kalimat dan hafal letak ayat serta halamannya.
Posting Komentar untuk "Langkah Mudah Menghafal Al-Qur'an dengan Metode Utawi Iku"