Minggu, 24 Januari 2021

Begini Cara Santri Al-Falah Kenang Gurunya, KH Ahmad Syahid


Santri zaman now atau masa kini, berbeda dengan santri masa lalu saat mengenang gurunya. Para santri Al-Falah Cicalengka, Kabupaten Bandung zaman sekarang mengenang almaghfurlah KH Ahmad Syahid dengan menyimak rekaman di YouTube Official PonPes Al-Quran Al-Falah, pada Sabtu malam (9/1) lalu.


 



Salah seorang santri Al-Falah, Alam Apriansyah, menjelaskan pemutaran rekaman tersebut bertepatan dengan kelahiran Kiai Ahmad Syahid yang ke-76, yaitu 9 Januari.

“Jadi, kami sebagai santri-santrinya yang sudah four tahun ditinggalkan beliau, merasakan kerinduan kepada beliau, sehingga kami inisiatif untuk memutar ulang suara beliau ketika memimpin thariqah Naqsyabandiyyah yang diambil pada tahun 2016 yang bertepatan dengan Hari Santri kala itu,” ujarnya.




Ia juga mengatakan, hal ini dilakukan sekaligus untuk memperkenalkan kepada santri baru mengenai kegiatan yang ada di pondok pesantren.

“Dalam rangka mengenang beliau sebagai muassis pondok pesantren Al-Falah ini dan memperkenalkan kepada santri-santri yang baru bahwa pondok kami masih melaksanakan rutinitas dzikir thariqah Naqsyabandiyyah yang dulu diijazahkan secara langsung oleh mursyid Syekh Nadzim dan Syekh Hisyam waktu itu,” tutur Alam.

Lalu, Alam menceritakan pesan yang sering disampaikan KH Ahmad Syahid kepada santrinya yaitu sakola tong eureun, ngaos teu kenging liren (sekolah jangan berhenti, mengaji juga jangan berhenti, red.).



Ia berharap, dengan menonton rekaman tersebut, para santri Al-Falah dapat meningkatkan rasa kecintaan kepada gurunya itu.

“Harapannya untuk para santri supaya meningkatkan mahabbah-(kecintaan, red.)nya kepada beliau selaku muassis (pendiri) pondok juga mengingat jasa jasa beliau, karena apalah daya kami tanpa guru,” pungkasnya.

Untuk diketahui, rekaman suara yang diputar tersebut diambil ketika KH Ahmad Syahid memperingati hari santri sekaligus meresmikan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al-Falah pada tahun 2016.

KH Ahmad Syahid menikahi seorang istri (almarhumah) Hj. Euis Kultsum dan mempunyai 9 anak, yaitu KH Cecep Abdulloh Syahid, Hj. Lilim Halimatusyadiyyah, Hj Ella Kholila, KH Rif’at Aby Syahid, Hj. Wafa Wafiyah, Hj. Wafi Wafiroh, almmarhum Thoha Amar Fashni, KH Muhammad Nawawi, dan Hj. Farrah Diba.

Dari putra-putrinya itu, KH Ahmad Syahid yang dikenal sebagai sahabat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu memiliki 24 cucu dan satu cicit.

Previous Post
Next Post

0 comments: